Monday, May 12, 2014

BERHATI HATI DIUSIA 40TAHUN


Ramai tidak sedar dalam al-Quran ada menyentuh tentang usia ini. Tentu ada yang sangat penting, perlu diperhatikan dan diambil serius akan perkara ini. Allah swt. berfirman,
حَتَّى إَذَا بَلَغَ أَشُدَّهُ وَبَلَغَ أَرْبَعِيْنَ سَنَةً قَالَ رَبِّ أَوْزِعْنِى أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِى أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَى وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ وَأَصْلِحْ لِى فِى ذُرِّيَّتِى إِنِّى تُبْتُ إِلَيْكَ وَإِنِّى مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ
"Apabila dia telah dewasa dan usianya sampai empat puluh tahun, ia berdoa, “Ya Tuhanku, tunjukkanlah aku jalan untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapaku dan supaya aku dapat berbuat amal yang soleh yang engkau redhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang muslim.” (al-Ahqaf: 15)
Usia 40 tahun disebut dengan jelas dalam ayat ini. Pada usia inilah manusia mencapai puncak kehidupannya baik dari segi fizikal, intelektual, emosi, mahupun spiritualnya. Benar-benar telah meninggalkan usia mudanya dan melangkah ke usia dewasa yang sebenar.
Doa yang terdapat dalam ayat tersebut dianjurkan untuk dibaca oleh mereka yang berusia 40 tahun dan ke atas. Di dalamnya terkandung penghuraian yang jelas bahawa mereka; telah menerima nikmat yang sempurna, kecenderungan untuk beramal yang positif, telah mempunyai keluarga yang harmoni, kecenderungan untuk bertaubat dan kembali kepada Allah
Pada ayat yang lain, firman Allah;
أَوَلَمْ نُعَمِّرْكُمْ مَا يَتَذَكَّرُ فِيْهِ مَنْ تَذَكَّرَ وَجَاءَكُمُ النَّذِيْرُ
Apakah Kami tidak memanjangkan umurmu dalam tempoh yang cukup untuk berfikir bagi orang-orang yang mahu berfikir, dan (apakah tidak) datang kepadamu pemberi peringatan? (al-Fathir: 37)
Menurut Ibnu Abbas, Hasan al-Bashri, al-Kalbi, Wahab bin Munabbih, dan Masruq, yang dimaksud dengan “umur panjang dalam tempoh yang cukup untuk berfikir” dalam ayat tersebut tidak lain adalah ketika berusia 40 tahun.
Menurut Ibn Kathir, ayat ini memberikan petunjuk bahawa manusia apabila menjelang usia 40 tahun hendaklah memperbaharui taubat dan kembali kepada Allah dengan bersungguh2.
Apabila itu berlaku menjelang usia 40 tahun, maka Allah memberikan janjiNya dalam ayat selepas itu: (maksudnya) Kematangan.
Usia 40 tahun adalah usia matang untuk kita bersungguh-sungguh dalam hidup. Mengumpulkan pengalaman, menajamkan hikmah dan kebijaksanaan, membuang kejahilan ketika usia muda, lebih berhati-hati, melihat sesuatu dengan hikmah dan penuh penelitian. Maka tidak hairan tokoh-tokoh pemimpin muncul secara matang pada usia ini. Bahkan Nabi s.a.w, seperti yang disebut oleh Ibn ‘Abbas:
“Dibangkitkan Rasulullah s.a.w pada usia 40 tahun” (riwayat al-Bukhari).
Nabi Muhammad saw. diutus menjadi nabi tepat pada usia 40 tahun. Begitu juga dengan nabi2 yang lain, kecuali Nabi Isa as. dan Nabi Yahya as.
Banyak negara menetapkan untuk menduduki jabatan2 elit seperti ketua negara, disyaratkan bakal calon harus telah berusia 40 tahun. Masyarakat sendiri mengakui prestasi seseorang mantap tatkala orang itu telah berusia 40 tahun. Soekarno menjadi presiden pada usia 44 tahun. Soeharto menjadi presiden pada umur 46 tahun. J.F. Kennedy 44 tahun. Bill Clinton 46 tahun. Paul Keating 47 tahun. Sementara Tony Blair 44 tahun.
Mengapa umur 40 tahun begitu penting.
Menurut Ibnu Qayyim Al-Jauziyah usia manusia diklasifikasikan menjadi 4 (empat) period, iaitu
1. Kanak-kanak ( sejak lahir hingga akil baligh )
2. Muda atau syabab ( sejak akil baligh hingga 40 tahun )
3. Dewasa ( 40 tahun hingga 60 tahun )
4. Tua atau syaikhukhah ( 60 tahun hingga mati )
Usia 40 tahun adalah usia ketika manusia benar-benar meninggalkan masa mudanya dan beralih kepada masa dewasa penuh. Kenyataan yang paling menarik pada usia 40 tahun ini adalah meningkatnya minat seseorang terhadap agama sedangkan semasa mudanya jauh sekali dengan agama. Seolah-olah macam satu fitrah di usia ini ramai yang mula menutup aurat dan mendekati kuliah-kuliah agama.
Salah satu keistimewaan usia 40 tahun tercermin dari sabda Rasulullah saw.,
لعَبْدُ الْمُسْلِمُ إِذَا بَلَغَ أَرْبَعِيْنَ سَنَةً خَفَّفَ اللهُ تَعَالَى حِسَابَهُ ، وَإِذَا بَلَغَ سِتِّيْنَ سَنَةً رَزَقَهُ اللهُ تَعَالَى الْإِنَابَةَ إِلَيْهِ ، وَإِذَا بَلَغَ سَبْعِيْنَ سَنَةً أَحَبَّهُ أَهْلُ السَّمَاءِ ، وَإِذَا بَلَغَ ثَمَانِيْنَ سَنَةً ثَبَّتَ اللهُ تَعَالَى حَسَنَاتِهِ وَمَحَا سَيِّئَاتِهِ ، وَإِذَا بَلَغَ تِسْعِيْنَ سَنَةً غَفَرَ اللهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ وَمَا تَأَخَّرَ وَشَفَّعَهُ اللهُ تَعَالَى فِى أَهْلِ بَيْتِهِ ، وَكَتَبَ فِى السَّمَاءِ أَسِيْرَ اللهِ فِى أَرْضِهِ – رواه الإمام أحمد
"Seorang hamba muslim bila usianya mencapai 40 tahun, Allah akan meringankan hisabnya (perhitungan amalnya). Jika usianya mencapai 60 tahun, Allah akan memberikan anugerah berupa kemampuan kembali (bertaubat) kepadaNya. Bila usianya mencapai 70 tahun, para penduduk langit (malaikat) akan mencintainya. Jika usianya mencapai 80 tahun, Allah akan menetapkan amal kebaikannya dan menghapus amal keburukannya. Dan bila usianya mencapai 90 puluh tahun, Allah akan mengampuni dosa-dosanya yang telah lalu dan dosa-dosanya yang dahulu, Allah juga akan memberikan pertolongan kepada anggota keluarganya, serta Allah akan mencatatnya sebagai tawanan Allah di bumi. (riwayat Ahmad)
Hadis ini menyebut usia 40 tahun paling awal memiliki komitmen terhadap penghambaan kepada Allah swt. sekaligus konsisten terhadap Islam, maka Allah swt. akan meringankan hisabnya. Orang yang usianya mencapai 40 tahun mendapatkan keistimewaan berupa hisabnya diringankan. Tetapi umur 40 tahun merupakan saat harus berhati2 juga. Ibarat waktu, orang yang berumur 40 tahun mungkin sudah masuk senja. Abdullah bin Abbas ra. dalam suatu riwayat berkata, “Barangsiapa mencapai usia 40 tahun dan amal kebajikannya tidak mantap dan tidak dpt mengalahkan amal keburukannya, maka hendaklah ia bersiap-siap ke neraka.”
Imam asy-Syafi’i tatkala mencapai usia 40 tahun, beliau berjalan sambil memakai tongkat. Jika ditanya, jawab beliau, “Agar aku ingat bahwa aku adalah musafir. Demi Allah, aku melihat diriku sekarang ini seperti seekor burung yang dipenjara di dalam sangkar. Lalu burung itu lepas di udara, kecuali telapak kakinya saja yang masih tertambat dalam sangkar. Komitmenku sekarang seperti itu juga. Aku tidak memiliki sisa2 syahwat untuk menetap tinggal di dunia. Aku tidak berkenan sahabat-sahabatku memberiku sedikit pun sedekah dari dunia. Aku juga tidak berkenan mereka mengingatkanku sedikit pun tentang hiruk pikuk dunia, kecuali hal yang menurut syara’ lazim bagiku. Di antara aku dan dia ada Allah.”
Lantas, apa yang harus kita lakukan menginjak usia 40 tahun?
1. Meneguhkan tujuan hidup
2. Meningkatkan daya spiritual
3. Menjadikan uban sebagai peringatan
4. Memperbanyak bersyukur
5. Menjaga makan dan tidur
6. Menjaga istiqamah dalam ibadah.
Jika ada yang mengatakan bahawa: Life began at forty, saya cenderung berpendapat kehidupan yang dimaksudkan ialah kehidupan terarah kepada mendekatkan diri kepada penciptaNya dengan sebenar-benarnya. Tetapi satu perkara yang kita harus sentiasa sedar bahawa kematian memanggil kita bila-bila masa tanpa tanda, tanpa alamat dan tanpa mengira usia. Jika kita beranggapan harus menunggu usia 40 tahun untuk baru memulakan kehidupan yang dimaksudkan di atas, maka rugi dan sia-sia lah hidup kita jika umur kita tidak panjang.
Maksud sabda Nabi Muhammad S.A.W ," Orang yang bijak adalah orang yang selalu mengingati mati".
Ramai manusia tertipu dengan keindahan dunia dan isinya yang bersifat sementara. Sejak Nabi Adam as. sehingga kini, kesemuanya telah kembali kepada Allah swt. tidak kira kaya atau miskin, berpangkat atau tidak. Mengingati mati bukan bermakna kita akan gagal di dunia tetapi dengan mengingati mati kita akan menjadi insan yang berjaya di dunia dan di akhirat. janganlah menunggu sehingga esok untuk membuat persediaan menghadapi kematian, kerana mati boleh datang pada bila-bila masa..

SUBHANALLAH..!! ANAK CACAT MISKIN YANG DERMAWAN


SUBHANALLAH..!! ANAK CACAT MISKIN YANG DERMAWAN

Bismillahir-Rahmaanir-Rahim .. Ada seorang anak yang kurus tinggal tulang berbalut kulit, yang rambutnya sendiri pun sudah menguning mungkin akibat terpaan sinar matahari dan malnutrisi, menyeret-nyeret tubuhnya. Kakinya cacat. Dia memegang sebuah mangkuk besi. Anak itu merangkak di depan meja yang bertuliskan “donasi”. Orang-orang berpikir:

“Ia akan lewat.” Sebagian lagi berpikir bahwa anak ini minta diberikan sumbangan. Tapi selanjutnya merupakan kejadian yang tak terduga! Dia berkata pada orang-orang dewasa itu, “Saya ingin menyumbang!”
Ia pun menuang koin dari mangkuknya. Para petugas mengulurkan tangan ingin membantu, tapi dia ingin melakukannya dengan tangannya sendiri. Mereka semua tak bisa berkata-kata karena ia memberikan semua yang diperolehnya kepada Lembaga Amal dengan usahanya dan dengan tangannya sendiri.
Tapi ternyata tak hanya itu. “Saya masih punya uang lagi.” Ia berkata dengan antusias sambil merogoh saku celananya. Ia mengambil beberapa lembar uang dan kemudian menyumbang… lagi !!
Dalam hati saya berteriak, “Aduh adik ini. Jangan-jangan dia sudah menyumbang semua uangnya!” Bagaimana orang yang menurut standar normal miskin itu ternyata begitu kaya hatinya? Memang kita jangan pernah memandang rendah orang lain.
Tapi terlebih lagi, jangan kita memandang rendah diri sendiri. Kita kadang tidak dapat memilih apakah kita bisa punya kekayaan materi, kita juga tidak bisa memilih kondisi tubuh kita, tapi kita selalu bisa memilih untuk memiliki kekayaan hati. Anak ini telah menunjukkan hal ini kepada kita semua.
Aduh, mata saya sampai berair air melihat dia. Sungguh kagum. Melihat wajahnya, tubuhnya, kondisinya, rasanya jika berpas-pasan di jalan, mungkin aku akan merasa iba. Tapi dengan ini, aku baru sadar dia bukan orang yang perlu dikasihani karena dia sudah begitu kaya. Tapi dia perlu dikasihi agar dia dapat berbagi lagi dengan orang lain.
Orang bijak mengatakan ”Sesungguhnya jika kita berbuat kebaikan, kita bukan hanya menolong orang lain atau mahkluk lain. Sesungguhnya kita sedang membantu diri sendiri agar lebih bahagia. Temukanlah kebahagiaan dengan memberi.” Adik itu saja bisa. Kita juga pasti bisa. Semoga rekan-rekan semua semakin bersemangat menjalani hari.
Jika Anda tersentuh dengan cerita di atas, tolong sampaikan cerita ini ke teman-teman yang lain agar mereka juga dapat memetik hikmah yang ada pada cerita di atas.
Subhanallah maha suci Allah yg memberikan hati yang lunak kepada anak itu ...
Salam santun dan keep istiqomah ..
( Subhanallah || Semoga Bermanfaat )

Wednesday, May 7, 2014

Metode menghafal Al Quran 30 juz


-- Metode menghafal 30 juz ayat dalam Alquran saat ini sudah dikembangkan hingga bisa dilakukan dalam waktu relatif singkat. Dengan niat yang kuat, seluruh ayat Alquran bisa dihafal dalam 40 hari.
Metode menghafal Alquran dalam 40 hari telah dikembangkan di Sudan. Ulama asal Sudan, Syaikh Karamallah Abdallah bin Asy-Syaikh Bin Abdallah mengatakan, metode menghafal Alquran biasanya dilakukan bersama ratusan orang pada usia dini atau anak-anak.
Secara umum, menghafal Alquran di Sudan dilakukan bersamaan dengan latihan menulis. "Metode tradisional di Sudan dilakukan santri dengan belajar dari pagi sampai malam," ujarnya dalam seminar akbar Metode 40 Hari Menghafal Alquran di Yogyakarta, Ahad (4/5).
Mereka yang menghafal Alquran di Sudan sudah mulai belajar sejak dua jam sebelum subuh. Waktu tersebut merupakan saat paling baik dalam belajar menghafal. Mereka menghafal hingga waktu subuh pada 05.30 waktu setempat.
Setelah subuh, santri menuliskan ayat-ayat yang mereka hafalkan dengan diketahui syeikh/ustaz setempat. Masing-masing santri menuliskan ayat sesuai kemampuan hafalan. Sembari menghafal, mereka juga belajar bagaimana menulis Alquran dari subuh sampai terbit matahari.
Kegiatan menghafal dilanjutkan kembali setelah istirahat minum teh sampai pukul 11.00 waktu setempat. Santri mendapatkan istirahat untuk makan dan tidur dari jam 11.00-13.00 waktu setempat.
Antara waktu dzuhur-ashar, santri kembali memperbaiki bacaan selama dua jam. Kegiatan itu diulang pada waktu antara Maghrib-Isya.
Dalam metode menghafal tradisional Sudan, santri tidak boleh menghafal kurang dari tujuh juz sehari. Para santri yang sudah lancar bisa menghafal di hadapan syeikh dalam waktu 7-10 menit untuk 1 juz. Mereka menghafal di hadapan ustad hingga 350 kali untuk 30 juz. Hal itu dinilai membuat hafalan santri menjadi sangat kuat.
Dengan metode tradisional tersebut, ternyata banyak orang yang tidak bisa meluangkan waktu lama untuk menghafal Alquran secara intensif. Dari situ muncul metode 40 hari menghafal Alquran. Dengan metode tersebut, santri menghafal sendiri dalam 30 hari dan 10 hari untuk menghafal di hadapan ustad.
Untuk menghafal Alquran dalam 40 hari, santri harus sudah dapat membaca Alquran secara lancar. Santri akan lebih mudah menerapkan metode jika pernah menghafal Alquran meski pun baru sedikit ayat.
Santri mulai menghafal Alquran sebelum subuh sampai maghrib. Setiap tujuh santri akan didampingi satu ustad. Di Sudan, metode tersebut sudah dipraktikkan empat ulama terkemuka. Di Indonesia, metode 40 hari menghafal Alquran pertama kali dipratikkan di Makassar pada 2013.
Direktur Pelaksana Alquran Memorization Training, Faizal Abdillah Shahib mengungkapkan, angkatan pertama penghafal Alquran di Makassar dalam waktu 40 hari dibentuk pada April 2013 dan berlanjut pada September 2013. Dari angkatan tersebut, sudah dihasilkan lebih dari 15 orang penghafal Alquran.
Metode menghafal Alquran 40 hari dinilai alumni penghafal Alquran yang belajar di Sudan tersebut bukan hal baru. Metode telah dikembangkan bukan hanya di Sudan, tetapi juga di Swiss, Australia, dan Arab Saudi. "Di Indonesia pertama kali di Makassar dan menghafal alquran dalam waktu secepat itu bisa dilakukan," ujarnya.
Metode menghafal atau daurah 40 hari dilaksanakan dengan sistem karantina. Setiap peserta akan dinilai hafalannya di hadapan muhaffidz. Faizal mengatakan, syarat utama untuk mengikuti metode tersebut adalah niat kuat yang akan membantu bertahan dalam proses menghafal alquran. Dia mengakui banyak peserta yang melarikan diri sebelum berhasil menghafal karena kurangnya niat.
Dengan metode menghafal 40 hari, santri memiliki target hafal satu juz dalam satu jam. Santri harus menggunakan semua indera dan fokus selama menghafal. Santri pun dituntut mengubah kebiasaan lama seperti banyak tidur dan makan.
Selama karantina, santri akan berkompetisi secara sehat yang mendorong untuk terus menghafal. Dengan metode menghafal tersebut, santri yang berusia 70 tahun pun berhasil menghafal 30 juz selama 40 hari. "Gunakan 40 hari sebaik mungkin dengan kerja keras dan kerja cerdas," ujar Faizal.

YAHUDI MARAH KETIKA MELIHAT KARYA SENI INI.


Ada seorang yahudi tidak suka
melihat "seni" ini, lalu seorang
nasrani bertanya :
"Kenapa anda tidak suka..??
Padahal nasrani dan yahudi
berada di posisi yang paling
atas?"
Orang Yahudi itu pun
menjawab :
"Kalau umat Islam itu bangkit,
pasti kita semua akan jatuh."
awalnya mungkin patung lilin
ini ditujukan untuk menghina
kaum muslim, namun jika
dicermati sampai saat sekarang
kondisi seperti inilah yang
dialami kaum Muslim dalam
keterpurukannya.
saatnya Kaum Muslim bangkit
dari keterpurukannya dan
menjadi Khayru ummah seperti
yang Allah gambarkan dalam
Quran